Jakarta - Masih terasa hingar bingar kemenangan para atlet Indonesia dalam ajang Asian Games 2018. Sebagai apresiasi, Pemerintah pun memperlihatkan penghargaan kepada para juara dan instruktur nasional berupa bonus uang maksimal Rp 1,5 miliar per orang.
Tentu saja memperoleh bonus uang dalam jumlah yang tak sedikit, sering menciptakan kita terpengaruhi untuk berbelanja secara konsumtif dibandingkan mempunyai aset produktif. Hal ini jadi tantangan bagi setiap orang untuk sanggup mengatur keuangannya atau financial programming.
Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menyampaikan pengaturan keuangan secara pribadi sangat penting untuk terhindar dari nikmat sementara, namun sengsara di kemudian hari.
Lalu bagaimana caranya biar bonus yang diperoleh tak cepat habis dan sanggup dikelola secara maksimal? Nah, kali ini pakar investasi Bahana TCW tersebut akan memperlihatkan beberapa tips biar para atlet maupun orang awam yang memperoleh bonus uang sanggup mengelolanya dengan pintar.
Pertama, Budi menyarankan biar sebagian besar bonus uang sanggup dipakai untuk aset produktif, ibarat properti melalui KPR bukan dengan cash keras. Aset jangka panjang baiknya didanai dengan utang jangka panjang.
Properti yang dibeli juga sebaiknya jangan di tempat elite yang sangat mahal sehingga cicilannya tidak terjangkau. Para atlet sanggup mengalokasikan uang bonus untuk cadangan pembayaran cicilan KPR untuk selama satu tahun.
Dengan memakai cicilan KPR, lanjut Budi, sang atlet mempunyai keleluasaan melaksanakan diversifikasi produk investasi dan perlindungan lainnya. Produk investasi berbasis pasar modal yang dipertimbangkan yaitu reksa dana ketimbang membeli saham secara langsung.
Selain diawasi oleh OJK dan biaya yang kompetitif, reksa dana yang dikelola oleh manajer professional telah memungkinkan investor melaksanakan diversifikasi investasi saham. Pembelian reksa dana sendiri sanggup dilakukan secara berkala.
Baca juga: Cerdas Hindari Investasi Bodong (2) |
"Pilih produk reksa dana saham yang berpeluang memperlihatkan imbal hasil atau return jangka panjang yang lebih besar dari biaya cicilan KPR. Untuk itu, investor perlu mencermati kinerja reksa dana dan mengevaluasi secara berkala" ungkap Budi Hikmat dalam keterangan tertulis, Kamis (27/9/2018).
Misalnya, bila si atlet membeli properti dengan cicilan KPR berbunga 10% per tahun, maka sebaiknya ia menentukan reksa dana dengan return minimal 12% per tahun. Sehingga return reksa dana sanggup menutupi biaya KPR dan juga masih memberi sisa return 2% kepada atlet.
Sementara untuk tujuan perlindungan di hari bau tanah atau peristiwa alam yang tak diinginkan sampai tak sanggup bertanding ibarat biasanya, para atlet sebaiknya mengambil produk asuransi jiwa.
Selain investasi dan proteksi, tentunya atlet perlu berinvestasi pada asupan dan peralatan sehingga mereka sanggup berlatih mempersiapkan diri untuk tampil maksimal di setiap pertandingan.
Perencanaan kemakmuran selalu dimulai dengan disiplin menahan diri untuk mengindari gaya konsumtif yang didanai oleh utang. Kemudian teratur melaksanakan investasi untuk memperkuat kapasitas produktif baik diri pribadi maupun asset. Sumber detik.com
0 Response to "Dapat Bonus Rp 1 Miliar, Enaknya Digunakan Buat Apa Ya?"
Post a Comment